Man United Buru Zidane Jadi Pelatih, Meski Peluangnya Kecil
Man United kini harus merelakan impian untuk mendatangkan Zinedine Zidane, mengingat prinsip keras yang dipegang oleh pelatih asal Prancis tersebut.
Kesempatan untuk melihat Zidane di kursi pelatih The Red Devils saat ini tampaknya hampir mustahil terwujud.
Pada musim panas 2024, nama Zidane sempat menjadi perbincangan hangat terkait kemungkinan dirinya menangani Manchester United.
Pada waktu itu, klub yang sedang dalam periode transisi ini masih mempertimbangkan masa depan Erik ten Hag sebagai manajer.
Erik ten Hag, yang diharapkan bisa membawa Manchester United kembali ke jalur kemenangan, belum mampu membawa perubahan signifikan di Liga Inggris.
Kinerja tim yang masih terpuruk membuat pihak klub, termasuk investor baru INEOS, mulai mencari opsi lain.
Salah satu nama yang muncul dalam daftar calon pengganti adalah Zinedine Zidane.
Pengalaman dan kesuksesan Zidane saat melatih Real Madrid dianggap sebagai aset berharga yang bisa membantu membangkitkan performa Manchester United.
Namun, rencana tersebut akhirnya tidak terwujud. Erik ten Hag tetap dipertahankan untuk musim 2024-2025, dan Zidane dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan mempertimbangkan Manchester United dalam waktu dekat.
Dalam sebuah wawancara, Zidane mengungkapkan ketidakmampuannya untuk melatih tim yang berbicara dalam bahasa Inggris.
Ia menyatakan, “Mengenai melatih Manchester United, meskipun saya memahami Bahasa Inggris, saya tidak cukup fasih.”
Zidane menambahkan bahwa beberapa pelatih mungkin merasa nyaman tanpa kemampuan bahasa yang memadai, tetapi ia memiliki prinsip yang berbeda dalam hal ini.
Menurut Zidane, kemampuan bahasa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang pelatih.
Bagi Zidane, faktor keberhasilan klub tidak hanya bergantung pada taktik yang diterapkan, tetapi juga pada aspek komunikasi.
Zidane meyakini bahwa penguasaan bahasa adalah bagian integral dari pendekatan kepelatihannya.
Prinsip ini yang membuatnya enggan untuk melanggar ketentuannya demi sekadar mendapatkan pengalaman baru.
Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip tersebut, Zidane tentu saja akan lebih memilih untuk melatih tim di tempat yang lebih familier dengan bahasa yang dikuasainya.
Ia selama ini mengincar posisi sebagai pelatih Tim Nasional Prancis, sebuah impian yang belum dapat terwujud karena Didier Deschamps masih memegang kursi tersebut.
Zidane, yang sangat fasih berbahasa Prancis, juga memiliki kemampuan yang baik dalam Bahasa Italia. Oleh karena itu, klub-klub di Liga Italia mungkin menjadi kandidat yang lebih mungkin untuk merekrutnya sebagai pelatih di masa depan.
Saat ini, Zidane sedang menikmati masa hiatusnya dan memilih untuk bersantai. Ia tidak terburu-buru untuk kembali ke dunia kepelatihan kecuali ada tawaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya.
Zidane ingin memastikan bahwa setiap keputusan yang diambilnya sebagai pelatih sejalan dengan standar yang telah ditetapkannya, terutama dalam hal kemampuan bahasa dan komunikasi.
Dengan latar belakang dan prinsip yang dimilikinya, Zidane tentu saja akan memilih kesempatan yang benar-benar cocok dan sesuai dengan apa yang diyakininya sebagai syarat untuk keberhasilan tim yang dilatih.
Zinedine Zidane telah mencetak sejarah sebagai salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah Real Madrid.
Selama dua periode kepelatihannya, Zidane berhasil mempersembahkan 11 trofi untuk klub raksasa Spanyol ini.
Ini menjadikannya salah satu pelatih dengan koleksi trofi terbanyak dalam sejarah klub. Hanya Miguel Muñoz dari era 1960-an yang lebih unggul dengan 14 trofi.
Menariknya, Zidane mencatatkan prestasi ini dalam waktu yang jauh lebih singkat dibanding Muñoz.
Zidane meraih trofi-trofinya dalam 342 pertandingan, sedangkan Muñoz membutuhkan 605 pertandingan LGOLUX.
Man United Ini berarti Zidane meraih satu trofi setiap 23 pertandingan, memberikan rasio terbaik dari pelatih manapun dalam sejarah Real Madrid.
Man United Selama masa kepelatihannya, Zidane memimpin Real Madrid dalam 263 laga di semua kompetisi.
Statistik mencatat, Madrid menang 174 kali, seri 53 kali, dan kalah 36 kali. Meskipun demikian, musim 2020/2021 menjadi musim yang mengecewakan bagi Zidane karena ia gagal mempersembahkan gelar juara.